another poetry, such a confession?
ketika kudekap
kurasakan darah mengalir ditubuhku
saat bersentuh tubuhnya
begitu sangat deras
kemudian gelap
siluet indah menari dikegelapan
hijau, kuning, merah, jingga
bermain dimata
aahh.. engkau yang jauh
hanya mimpi semata
aahh.. engkau yang nyata
entah pergi kemana
aku ingin engkau yang jauh
ada didepan mata
biar bisa kurasa langsung tubuhnya
tanpa perlu adanya siluet indah dikegelapan
mungkinkah?
ketika semua bibir berkata tidak mungkin
ketika itu pula keyakinan ku menghentak jiwa dan berkata
Tuhanmu lah pembuat semesta dan Dialah yang merencanakan
yang harus kau lakukan ialah percaya kata hatimu
apalagi yang bibir lain bisa katakan?
bahkan ternyata jiwa pun bisa berbicara
apalagi yang harus aku pertanyakan?
karena semua keyakinan berasal dari dirimu sendiri
dan Tuhan.
Comments
Post a Comment